PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN
Kiriman apik dari teman mengenai seputar Persiapan Menyambut Ramadhan
Sebentar lagi kita akan melaksanakan Puasa Ramadhan. Apa yang harus kita persiapkan dalam menyambut bulan yang penuh keagungan ini? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menyambut jamuan Allah ini.1. Mulailah menjaga diri dari apapun yang Allah haramkan.
2. Usahakanlah untuk mulai puasa dari apa pun yang tidak disukai Allah. Allah Maha Melihat perjuangan kita. Kita harus berupaya agar Allah Yang Maha Menyaksikan benar-benar melihat diri kita menjadi orang yang bersiap-siap menyambut jamuan Allah
3. Mulai saat ini, hindari telinga, mata, mulut kita dari sesuatu yang tidak layak kita dengar, kita lihat dan kata-kata yang tidak berguna.
4. Mari kita siapkan rumah kita menjadi rumah yang penuh berkah di bulan Ramadhan. Kita harus mulai melihat jika ada yang haram di rumah kita. Bukalah lemari, kalau ada yang diragukan segera keluarkan. Lihatlah dapur kita, kalau ada barang yang kita ragukan segera keluarkan. Jangan pernah kita jamu Allah ketika pada diri kita melekat pakaian dan makanan yang haram. Bebaskan rumah kita dari hal yang sia-sia. Siapa lagi yang kita cari keridhaannya selain Allah. Senangkah bila rumah kita dipuji manusia tapi dibenci Allah?
5. Menjelang Ramadhan, dekatlkanlah segala sesuatu yang akan membuat kita akrab dengan Allah. Selalu siapkan Al-Qur’an di tas, di meja kerja, dan di kamar tidur agar kita bisa dengan mudah membacanya
6. Sediakan juga anggaran khusus untuk sedekah dan anggaran untuk berbuka bagi orang lain. Satu butir kurma yang kita berikan untuk berbuka, pahalanya sama dengan satu hari saum.
7. Mulai sekarang, sembari membersihkan rumah, bersihkan pula pikiran dan hati kita dari pikiran negatif. Jangan pernah berpikir benci kepada seseorang karena bisa mengotori hati kita. Mulai saat ini, jadilah orang yang pemaaf. Tidak ada lagi pikiran-pikiran untuk membalas dendam.
8. Alangkah bagusnya pabila kita minta maaf kepada orangtua menjelang bulan Ramadhan. Ziarah ke makam orang tua kita bagi yang sudah meninggal. Minta ampunlah kalau kita belum sungguh-sungguh membahagiakan orang tua kita. Suami-istri juga ada baiknya saling meminta maaf. Tidak ada salahnya minta maaf kepada orang yang lebih muda dari kita, termasuk kepada adik dan anak-anak kita. Juga yang mungkin tanpa kita sadari telah menzalimi pembantu, supir, tukang kebun, atau bawahan kita, segeralah minta maaf. Minta maaflah dengan ikhlas, sehingga kita akan lebih ringan memasuki Ramadhan.
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali Imran : 133-134)
Kita tidak pernah berjumpa dengan kemudahan ampunan kecuali di bulan Ramadhan ini. Sebanyak dan semelimpah apapun dosa kita, sungguh Allah menjanjikan ampunan-Nya di bulan ini.
Kalau kita merasa berat hidup karena lumuran dosa dan maksiat, maka ketahuilah ampunan Allah di bulan Ramadhan lebih dahsyat daripada dahsyatnya dosa-dosa kita.
Kalau kita merasa gersang dan kering, maka Ramadhan adalah sarana yang paling cepat untuk mendapatkan rahmat-Nya. Kalau kita dililit utang piutang, maka Allah adalah Dzat Mahakaya yang menjanjikan terkabulnya doa, dilunasi-Nya apa yang kita butuhkan.
Karenanya sungguh sangat rugi andaikata kita tidak bergembira ria, tidak bersemangat dalam menghadapi hidup ini. Ramadhan diawali dengan adzan berkumandang, maka itulah saat syetan dibelenggu, dimulainya hitungan pahala amal yang berbeda, dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka. Maka sudah selayaknya kita harus sangat bersungguh-sungguh berharap agar Allah menjamu kita dengan menyiapkan diri jadi orang yang layak dijamu oleh Allah.
Karenanya sungguh sangat rugi andaikata kita tidak bergembira ria, tidak bersemangat dalam menghadapi hidup ini. Ramadhan diawali dengan adzan berkumandang, maka itulah saat syetan dibelenggu, dimulainya hitungan pahala amal yang berbeda, dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka. Maka sudah selayaknya kita harus sangat bersungguh-sungguh berharap agar Allah menjamu kita dengan menyiapkan diri jadi orang yang layak dijamu oleh Allah.
Note: Uraian di atas diringkas dari Kolom Gatra, tulisan Abdullah Gmnastiar.
<< Home